Tingkatan Surga dan Penghuninya

 


Surga yang dalam bahasa Arab disebut al-Jannah diambil dari ungkapan al-hadiqah zatusy-syajar (kebun atau taman yang terdiri dari berbagai macam pepohonan). Dari definisi tersebut, kita lihat bahwa surga dalam Islam itu sangatlah indah dengan berbagai macam nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang berhak menerimanya.

Keistimewaan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya digambarkan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam hadis qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, “Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati.” (HR Bukhari)

Dalam al-Qur’an, surga itu terbagi menjadi empat level, setiap level itu terdiri dari berbagai macam surga, mulai dari surga Khuldi sampai surga Firdaus.

1.      Level Pertama, yaitu Surga Bersama Nabi ﷺ

a.       Langsung bersama Nabi ﷺ

Nabi ﷺ menjanjikan melalui hadisnya bahwa orang yang menghidupkan sunahnya akan bersama beliau di surga.

مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

Barangsiapa menghidupkan sunahku, maka berarti ia mencintaiku dan barangsiapa yang mencintaiku, maka berarti ia bersamaku di Surga.” (H.R. At-Tirmidzi nomor 2678)

b.      Bertetangga dengan Nabi ﷺ

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

“Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.’” (HR Bukhori 4998)

2.      Orang yang Tinggal di Taman Surga

Keistimewaan orang yang berada di dalam surga ini adalah diberikan oleh Allah taman surga yang sifatnya tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terintas dibenak manusia.  Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بشر

“Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: Aku telah menyiapkan  untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas di benak manusia untuk hamba-hamba-Ku yang saleh.” (HR Muslim)

Ciri orang yang termasuk ke dalam tingkatan ini adalah orang yang sering bangun malam untuk melaksanakan ibadah sholat tahajud.

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ

“Di dunia mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam.” (QS. Adz-Dzariyat: 17)

3.      Tempat Surga yang Seluas Langit dan Bumi

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

 وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133)

Adapun ciri-ciri orang yang termasuk ke dalam surga ini terdapat pada Q.S. Ali Imran ayat 134.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran : 134)

4.      Surga yang Biasa

Tidak dijelaskan bagaimana keutamaannya, surga yang sebenarnya itu, “Wala ‘ainun ra at, wala udzunun sami’at, wala khatharat fi qalbil basyar”. Surga itu tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah tergambarkan dalam pikiran manusia. Itulah gambaran surga yang sebenarnya. Gambaran-gambaran yang ada dalam al-Qur’an dan hadis sebagaimana yang salah satunya tampak di atas hanyalah sebagai perangsang dan pemancing manusia beriman untuk senantiasa mengabdikan hidupnya untuk kebaikan.

Oleh: Anor

Posting Komentar

1 Komentar