Instagram sebagai Media Berdakwah

Pada era sekarang ini, tentu kita tidak asing lagi dengan yang namanya media sosial. Hampir semua orang dekat dengannya, dari umur belasan tahun hingga dewasa. Kehadiran media sosial memberikan dampak positif maupun negatif di kehidupan kita, hal tersebut tergantung dari diri kita sendiri yang mengendalikannya.

Salah satu karakteristik dari media sosial adalah menyebar luas dengan cepat. Suatu konten yang baru saja kita sebar, dalam satu menit bisa langsung mencapai puluhan bahkan ratusan penonton (viewers). Sebut saja media sosial yang lagi tren saat ini adalah Instagram, dilansir dari NapoleonCat yang merupakan salah satu perusahaan analisis Social Media Marketing yang berbasis di Warsawa, Polandia bahwa jumlah pengguna aktif Instagram di Indonesia mencapai 61.616.000. Artinya, 22,6 persen atau nyaris seperempat total penduduk Indonesia adalah pengguna Instagram.

Pada saat ini, juga tidak sedikit pendakwah yang menggunakan Instagram, seperti Ustadz Abdul Somad, Buya Yahya, Aa Gym, Ustadz Yusuf Mansyur, dan yang lainnya. Tidak hanya pendakwah, organisasi keagamaan tingkat nasional ataupun lembaga dakwah tingkat lokal pun juga aktif mengelola dan menyebarkan konten keagamaan di media sosial mereka sendiri. Bukan hanya pendakwah dan lembaga dakwah, bahkan orang biasa pun sudah banyak yang menggunakan instagramnya untuk berdakwah. Mereka hanya mengandalkan ilmu editing yang minim dan mereka tidak berpikir untuk mendapatkan gaji dari itu. Mereka berharap orang akan terinspirasi dan termotivasi, atau mungkin tidak mengharapkan apa-apa, melainkan hanya merasa puas dan terwakili untuk mengungkapkan sesuatu tentang apa yang mereka rasakan dengan konten dakwahnya tersebut.

            Berdakwah di media sosial tidak harus menjadi pendakwah dengan ilmu keagamaan yang tinggi, tetapi cukup dengan duduk manis sambil berselancar di mesin pencari, menulis selarik pesan, kutipan hadits atau ayat suci Al-Qur’an, kutipan dari apa yang pendakwah katakan, ataupun mencari video tausyiah dari pendakwah lalu diedit atau dengan video asli lalu di unggah ke Instagram.

Dari Abu Mas’ud RA, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Siapa yang menunjukkan seseorang kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (H.R. Muslim)

            Namun, kecermatan memilih konten dan kejernihan pikiran hendaknya menjadi pertimbangan utama agar tidak menimbulkan ujaran kebencian, menyinggung perasaan orang lain, atau informasi yang menyesatkan. Senada dengan hal tersebut, K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa dengan Gus Mus juga mengatakan, “Dalam mengajak kebaikan, bersikap keraslah kepada diri sendiri dan lemah lembutlah kepada orang lain, jangan sebaliknya.”

Di samping itu, tidak sedikit pengguna akun yang sering menebar kebaikan menerima berbagai cacian dari wajah yang berlawanan. Salah satu alasannya adalah dibilang pamer kesalehan, tetapi begitulah dakwah, tentu ada yang tidak menyukainya. Hal tersebut jangan sampai dijadikan halangan, tetapi jadikan sebagai batu tumpuan untuk selalu kuat dan tambah semangat dalam hal menebar kebaikan.

Dengan melimpahnya pesan bertema agama di Instagram memperlihatkan betapa mudahnya untuk berbagi kebaikan, walau hanya dari media sosial. Maka dari itu, penulis berharap kepada kawan-kawan yang memiliki Instagram untuk selalu menebar kebaikan dan dapat istiqomah serta selalu bersemangat dalam meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah ﷺ. Sebab, sudah banyak konten tidak bermanfaat yang bertebaran sehingga kita harus lebih semangat lagi menangkal hal tersebut dengan konten kebaikan yang lebih bermanfaat. Wallahu a’lam bisshawab.

 

Oleh: Normi’an

 

 


Posting Komentar

0 Komentar