Istiqomah merupakan sifat yang dianjurkan dalam agama. Istiqomah
menurut Bahasa Arab berasal dari kata istaqâma yang artinya lurus. Sedangkan
menurut KBBI istiqomah memiliki arti sikap teguh pendirian dan selalu
konsekuen. Pada intinya istiqomah merupakan sikap konsisten terhadap kegiatan
yang baik dan tahan uji terhadap halangan atau rintangan untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan. Memiliki hati yang istiqomah berada dalam kebaikan itu
penting. Hal ini karena ke istiqomahan seseorang
bergantung kepada ke istiqomahan hatinya. Imam Ibnu Rajab menjelaskan hal ini dalam
dasar istiqomah adalah istiqomah hati diatas tauhid sebagaimana firman Allah
SWT:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
( فصلت
: ٣٠)
Artinya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam
pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata),
“Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Fussilat/41:30)
Hati adalah segumpal daging yang mempengaruhi setiap jengkal
perilaku seseorang. Hati menjadi sumber kebaikan dan keburukan seseorang. Bila
hati penuh dengan ketaatan kepada Allah, maka perilaku seseorang akan penuh
dengan kebaikan. Sebaliknya, bila hati penuh dengan syahwat dan hawa nafsu,
maka yang akan muncul dalam perilaku adalah keburukan dan kemaksiatan.
Keburukan dan kemaksiatan ini bisa datang karena hati seseorang dalam keadaan
lengah dari dzikir kepada Allah.
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah berkata, “Apabila
hati seseorang itu lengah dari dzikir kepada Allah, maka setan dengan serta
merta akan masuk ke dalam hati seseorang dan mempengaruhinya untuk berbuat
keburukan. Masuknya setan
ke dalam hati yang lengah ini, bahkan lebih cepat daripada masuknya angin ke
dalam sebuah ruangan.”
Oleh karena itu, hati seorang mukmin harus senantiasa dijaga dari
pengaruh setan ini. Yaitu, dengan senantiasa berada dalam sikap taat kepada
Allah SWT. Lantas bagaimanakah menggapai hati yang Istiqomah?
Ada banyak cara untuk menggapai hati yang Istiqomah
ini. Di antaranya:
1. Meletakkan Cinta Kepada Allah SWT di Atas Segala-Galanya
Dalam kehidupan ini alangkah baiknya kita
mengutamakan beribadah kepada Allah karena itu adalah bentuk cinta kita kepada
Allah. Namun terkadang kita masih saja lalai dalam mengerjakannya dengan alasan
kita sibuk dengan urusan lainnya. Misalnya bekerja, meeting dengan klien,
nongkrong dengan teman. Apabila dalam
kenyataanya kita lebih mendahulukan kepentingan makhluk, maka itu pertanda
bahwa kita belum meletakkan cinta Allah di atas segala-galanya. Siapa yang
sibuk dengan selain Allah, maka ia akan mengalami kebosanan dan siapa yang
mendahulukan yang lain daripada Allah, maka ia tidak akan mendapatkan
keberkahan dari-Nya.
2. Membesarkan Perintah dan Larangan Allah
Membesarkan perintah dan
larangan Allah harus dimulai dari membesarkan dan mengagungkan pemilik perintah
dan larangan tersebut, yaitu Allah Subhanahu Wata’ala. Membesarkan
perintah Allah di antaranya adalah dengan menjaga waktu salat, melakukannya
dengan khusyu, memeriksa rukun dan kesempurnaannya serta melakukannya secara
berjamaah. Dalam hal ini kita perlu usaha istiqomah dalam hati yang lebih besar.
Terkadang kita mampu menjalankan perintah-Nya namun juga mudah untuk melanggar
larangan-Nya.
3. Senantiasa Berzikir Kepada Allah
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا
وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ )
ال عمران : ١٩١ (
Artinya:
“(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari
azab neraka.” (Ali 'Imran/3:191)
Orang-orang yang beriman pastilah selalu mengingat Allah (dzikrullah) dalam keadaan apapun. Baik saat keadaan susah maupun senang, entah itu sambal berdiri, duduku atau berbaring. Sudah seharusnya jika hati kita ingin tetap istiqomah agar selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir.
4. Kenalilah
Allah Dengan Nama-Nama-Nya Yang Mulia/Asmaul Husna
Kenalilah Allah dengan nama dan
sifat-sifatnya, niscaya hatimu akan lembut dan menjadi terarah ke jalan yang lurus.
Semakin kita mengenal Allah akan terbentuk rasa cinta kepada Allah, Rasa Takut
Kepada Allah dan Rasa Harap kepada Allah. Rasa itulah yang akan selalu menuntun
hati kita untuk selalu istiqomah di jalan-Nya. Keistiqomahan
hati perlu dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Dengan hati yang istiqomah
maka kita akan semakin dekat dengan Allah. Hati yang istiqomah akan membuat
hidup menjadi lebih tenang.
Oleh: Muhammad Yulian Ansyari
0 Komentar