"Pria Buruk Rupa yang dirindukan Bidadari Surga"

 


Allah menegaskan di dalam firman-Nya surah An-Nur ayat 26 "Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula”  lalu apakah bisa disamakan dengan “laki-laki yang jelek untuk perempuan yang jelek dan perempuan yang jelek untuk mereka pula laki-laki jelek” apakah bisa? Yuk kita bahas.

       Zaman sekarang, banyak orang yang hanya melihat penampilan seseorang itu dari fisiknya saja,“Ih dia jelek, aku kayaknya gak suka deh. Cantikkan juga si A kok malah milih B sih?” dimanapun kalian pasti pernah menemui orang seperti itu, malah mungkin kita sendiri?  hal ini memang tidak bisa dipungkiri karena pada zaman Rasulullah pun pernah terjadi perbedaan strata sosial seperti yang terjadi zaman sekarang. Namun pastilah ada perbedaan ketika  berada di zaman Rasulullah dengan zaman sekarang. 

       Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas cerita yang sangat mengispirasi sekaligus bahan renungan bagi kita semua. Kisah laki-laki yang hadir di dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya ditambah fisiknya yang menjadi hinaan banyak orang, dia adalah Julaibib, seorang sahabat yang ditangisi dan didoakan Rasululullah ketika akhir hayatnya.

       Julaibib lahir tanpa mengetahui siapa kedua orangtuanya dan tidak mengetahui nasabnya. Bagi masyarakat zaman dahulu, tidak memiliki nasab adalah merupakan sebuah aib, ditambah lagi keadaan fisik julaibib yang kerdil, bungkuk, lusuh semakin membuatnya tersisihkan dari masyarakat sekitar. Demikianlah Julaibib, namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmat-Nya maka tidak ada yang tidak mungkin. Julaibib selalu berada di shaf terdepan ketika sholat ataupun jihad, meskipun semua orang memperlakukannya seolah tidak ada.

       Pernah Nabi menegur Julaibib, “Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?” Tanya Rasulullah begitu lembut.

       “Siapakah Rasululullah yang ingin menikahkan putrinya denganku yang seperti ini?” Jawabnya dengan tetap tersenyum.

       Tiga kali Rasulullah bertemu dengan Julaibib, tiga kali pula beliau menanyakan hal yang sama padanya, “Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dihari ketiga itu pula Rasulullah membawa Julaibib pada rumah seorang pemimpin Anshar. “Aku ingin menikahkan putri kalian.” Betapa bahagianya orang yang mendengar Rasulullah meminta untuk menikahi putri mereka. Namun Rasulullah mengatakan bukan untuknya tapi untuk Julaibib. Allahu, betapa terkejutnya sang Ayah mendengar nama Julaibib sehingga ia meminta waktu berdiskusi kepada istrinya. 

       “Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tidak bernasab, tidak berkabilahan, tidak berpangkat, dan tidak berharta? Demi Allah tidak akan aku berikan putriku, padahal kita telah menolak banyak lamaran sebelumnya.” Begitu ibu si gadis berkata sehingga terdengar oleh anak perempuannya, ketika tau itu adalah  permintaan Rasulullah SAW, ia langsung menerimanya, betapa senangnya hati Julaibib kala itu sehingga Rasulullah pun mendoakan keduanya.

       Selang beberapa hari pernikahan keduanya, Julaibib syahid dan Rasulullah begitu kehilangan. Beliau bertanya pada sahabat  “Apakah kalian kehilangan seseorang?” “Tidak Ya Rasulullah,” serempak sahabat Nabi menjawab. Pertanyaan itu sampai diulang tiga kali, “Aku kehilangan Julaibib,” Kata Rasulullah dengan lirih.

       Julaibib yang mulia pun ditemukan. Ia terbunuh dengan luka disekujur tubuh dan wajahnya. Disekitarnya ditemukan tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh. Rasulullah dengan tangannya sendiri mengkafani Julaibib dan mensholatkannya sambil berdoa, “Ya Allah, dia adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya.”

       Saat Julaibib selesai dimakamkan, Rasulullah menangis sembari memandang ke langit dan tersenyum. Lalu membuang pandangannya ke samping sambil menutup mata dengan telapak tangan beliau. Para sahabat yang melihat pun bertanya-tanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis diatas pusara Julaibib?”

       Rasul pun menjawab “Saat memandang langit, aku melihat para bidadari turun untuk menjemput Julaibib. Kemudian sahabat bertanya lagi, “Tapi mengapa engkau lantas membuang pandangan ke samping Ya Rasulullah?” 

       Rasul pun kembali menjawab,”Bidadari yang menjemput Julaibib begitu banyak. Mereka saling berebut. Ada yang meraih tangannya dan ada  pula yang meraih kakinya, sehingga salah satu dari bidadari itu tersingkap kainnya dan terlihat betisnya.” 

Wallahu’alam bissawab.

       Masya Allah, betapa mulianya kedudukan Julaibib disisi Allah. Allah tidak sedikitpun memandang fisik dan harta seseorang namun dari amalan dan ketaqwaan kita kepada-Nya, sebagaimana hadits Nabi Saw:

عَÙ†ْ Ø£َبِÙ‰ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ Ù‚َالَ Ù‚َالَ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ -صلى الله عليه وسلم- « Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ لاَ ÙŠَÙ†ْظُرُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ صُÙˆَرِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ…ْÙˆَالِÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„َÙƒِÙ†ْ ÙŠَÙ†ْظُرُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ Ù‚ُÙ„ُوبِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َعْÙ…َالِÙƒُÙ…ْ

“Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi ia melihat hati dan amal kalian.” (H. R Muslim) 

       Walaupun banyak orang yang tidak menganggap kehadiran Julaibib ketika ia masih hidup, namun sekarang betapa bahagianya Julaibib ketika derajatnya diangkat Allah disisi-Nya. Jadi, tidak ada laki-laki yang jelek untuk perempuan yang jelek dan perempuan yang jelek untuk mereka pula laki-laki jelek. Karena bercermin dari sedikit kisah hidup Julaibib, ia adalah seorang yang jelek dan tidak punya apa-apa namun mendapatkan istri yang sangat cantik dan baik pula akhlaknya. Perbanyak mengingat dan memuliakan Allah, Allah pasti akan menjamin hidup hambanya jika ia berserah diri kepada-Nya.

       Semoga artikel ini bermanfaat, dan kita dapat mengamalkannya, tetap istiqomah dan selalu yakin pertolongan Allah akan datang pada orang-orang yang senatiasa berdzikir kepada Allah.


Oleh: Nurulia Rahmi





Posting Komentar

2 Komentar