Jihad
adalah salah satu topik sentral dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 41 kali.
Tetapidalam realitasnya, banyak kelompok yang mempersempit topik ini sehingga
terjadi kesalahpahaman terhadap hakikat jihad itu sendiri. Hal ini berpotensi
melahirkan sikap fanatisme yang akhirnya melegalkan aksi terorisme dan
radikalisme. Bentuk jihad dengan melakukan perbuatan-perbuatan keras di luar
batas kemanusiaan seperti memerangi suatu kelompok yang tidak sejalan,
menghancurkan tempat ibadah, melakukan tindakan anarkis bahkan sampai membunuh
dengan melakukan teror yang mereka suarakan dengan niatan jihad fi
sabilillah. Penerapan jihad yang seperti itu sudah jauh dari ajaran Islam,
yang mana Islam sesungguhnya mengajarkan kedamaian dan kasih sayang kepada
seluruh alam.
Media
masa telah mencatat isu radikalisme yang berasaskan ajaran jihad keagamaan
semakin berkembang dengan pesat. Seperti yang belum lama ini terjadi, peristiwa
bom bunuh diri yang terjadi dipintu masuk Gereja Katedral, Makasar, pada Minggu
28 Maret 2021 disusul dengan aksi teror penembakan Mabes Polri di Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan pada 31 Maret 2021 lalu.Ayat yang sering dijadikan hujjah
untuk melakukan jihad dengan menyerang kaum kafirdan munafik ialah surah
At-Taubah ayat 73 yang berbunyi :
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ
عَلَيْهِمْ ۗوَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Artinya
: Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan)
orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali.
Secara
bahasa kata jihad berasal dari kata jahada yujahidu jihadan. Dari akar
kata yang sama bermakna sukar ( jahda fi amr), kemampuan (juhd),
berusaha, bekerja keras, bersungguh-sungguh di dalam melakukan perbuatan (ijtahada
fi amr).
Banyak
ayat al-Qur’an yang menjelaskan jihad bermakna kesungguhan, diantaranya seperti
dalam surah al-Maidah ayat 35 dan 53 yang berbunyi :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْتُفْلِحُوْنَٖ
Artinya : Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan)
untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya,
agar kamu beruntung.(QS. al-Maidah : 35).
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ
اَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ اِنَّهُمْ لَمَعَكُمْۗ حَبِطَتْ
اَعْمَالُهُمْ فَاَصْبَحُوْا خٰسِرِيْنَ
Artinya : Dan
orang-orang yang beriman akan berkata, “Inikah orang yang bersumpah secara sungguh-sungguh
dengan (nama) Allah, bahwa mereka benar-benar beserta kamu?” Segala amal mereka
menjadi sia-sia, sehingga mereka menjadi orang yang rugi. (QS. al-Maidah : 53)
Dengan
demikian jihad pada awalnya bermakna bekerja keras, penuh kesungguhan dalam melakukan
perbuatan dan pekerjaan, serta diiringi dengan sikap kesabaran dan ketabahan.
Bentuk Jihad
Dalam islam,
jihad terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Jihad
Akbar (jihad terbesar)
Jihad akbar
artinya jihad terbesar, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Sebenarnya nafsu itu
merupakan karunia Ilahi untuk manusia, tetapi hanya manusianya saja yang salah
menyalahgunakan nafsu untuk keburukan. Nafsu dapat mendatangkan kebaikan dan
keburukan, tergantung kepada manusianya. Jika nafsu diperhambakan kepada setan,
akan mendatangkan malapetaka, tetapi jika nafsu diperhambakan kepada Allah maka
akan mendatangkan kebaikan.
2.
Jihad
Kabir (jihad besar)
Jihad kabir
artinya jihad besar, yaitu jihad yang menyebarluaskan ajaran al-Qur’an kepada
kaum kafir dan musyrik. Jihad ini harus dilakukan oleh setiap muslim dalam
setiap keadaan.
3.
Jihad
Ashghar (jihad kecil)
4.
Jihad
ashghar artinya jihad kecil,yaitu jihad dengan senjata untuk mempertahankan
agama. Umat Islam sebelumnya melakukan jihad ini karena
a.
Diserang
oleh orang-orang kafir.
b.
Dianiaya
oleh orang-orang kafir.
c.
Diusir
dari kampung halaman tanpa alasan yang benar.
d.
Merajalelanya
penindasan atau fitnah karena agama.
Jihad
ini rendah karena sifatnya temporer dalam situasi dan kondisi. Jihad ini baru
wajib dilakukan jika syarat-syaratnya telah terpenuhi. Hal ini sama seperti
Ibadah shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain yang wajib dikerjakan jika
syarat-syaratnya terpenuhi.
Bentuk Jihad
Masa Kini
Saatini
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang dengan pesat. Seluruh
dunia dibuat bagaikan satu negara yang besar. Kemajuan alat-alat komunikasi
telah membuka kesempatan untuk saling mengenal diantara bangsa dengan bangsa
dan juga umat agama yang satu dengan umat agama yang lain. Saat ini juga
tiap-tiap agama berusaha keras untuk menarik umat manusia kepada agama mereka
dengan menggunakan senjata bacaan, tulisan, ilmu, dan bahkan uang. Kita sebagai
umat Islam harus membantu Allah dan Rasul yaitu dengan cara melaksanakanjihad
seperti yang dijelaskan oleh al-Qur’an dan hadits Nabi yang digambarkan oleh
para ulama. Cara ini mudah tetapi berat dalam pelaksanaannya. Bentuk jihad
terbesar yang harus kita hadapi di masa kini khususnya kita yang berada di
Indonesia bukanlah peperangan dengan senjata tetapi jihad melawan hawa nafsu.
Jihad ini sifatnya intern, yakni terhadap diri sendiri. Tujuannya ialah
perbaikan diri sendiri agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Diceritakan
dalam suatu riwayat, ketika perang Badar telah usai, jihad telah selesai dan
damailah keadaan. Tiba-tiba Rasulullah berkata “kita kembali dari jihad yang
kecil menuju jihad yang lebih besar”, kemenangan perang Badar tidak
seimbang terhadap kaum muslimin dan ternyata hal itu dianggap Nabi SAW sebagai
jihad yang kecil. Kemudian salah seorang sahabat bertanya “Ya Rasulullah,
jihad yang seperti apa itu ?” Beliau menjawab : “yaitu jihad melawan hawa nafsu
(jihadun-nafs)”.
Nafsu terbagi menjadi dua yaitu nafsu tinggi dan nafsu rendah. Nafsu tinggi menyadarkan manusia akan kehidupan yang tinggi atau kehidupan rohani sedangkan nafsu rendah berhubungan dengan kehidupan jasmani di dunia. Nafsu rendah inilah yang disebut oleh al-Qur’an sebagai hawa terjemahannya hawa nafsu. Hawa nafsu penting sekali dalam kehidupan jasmani, tetapi hal ini merintangi manusia untuk mencapai tingkat kehidupan yang tinggi, selama hawa nafsu tidak dikendalikan. Mengendalikan hawa nafsu inilah yang disebut dengan jihad akbar. Dinamakan jihad akbar karena manusia itu kuat menghadapi apa saja dan dapat menaklukan alam dengan akal, ilmu pengetahuan dan kekuatan yang diberikan kepadanya, tetapi manusia itu lemah menaklukan hawa nafsunya karena iblis. Menaklukan hawa nafsu dan iblis itu sangat sulit dan berat. Jika manusia dapat menaklukannya, hawa nafsu dan iblis itubukan lagi menjadi perintang, malahan menjadi pembantu dalam kehidupan rohani manusia.Cara kita dalam memerangi hawa nafsu misalnya seperti menahan diri dari yang haram, menahan mata kita, jangan menyimpan hal-hal yang membuat Allah murka di handphone kita dan lain-lain.
Berbicara berperang melawan musuh-musuh Allah ada hal yang bisa kita lakukan meskipun tidak ada peperangan dengan senjata saat ini. Yang pertama kita bisa ikut berkiprah dakwah para habaib dan ulama, dukung mereka dimanapun mereka berada baik itu dengan harta. Karena itu termasuk jihad untuk menyelamatkan umat dari gangguan luar. Yang kedua bela saudara-saudara kita, yaitu dengan cara boikot produk-produk yang memusuhi agama kita.
Makna kata jihad bukan saja dibatasi dengan fisik (peperangan) akan tetapi masih ada yang lebih besar dari itu yakni jihad atau bersungguh-sungguh dalam memberantas hawa nafsu kita serta kebodohan yang menyelimuti jiwa.
Oleh : Khoirunnisa
2 Komentar
MasyaAllah
BalasHapus❤😍
BalasHapus