Apa itu Pacar? Inilah Jawaban Versi Orang Melayu.

 


Apa yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata pacar? Pasti kalian membayangkan dua insan yang saling menyukai memiliki hubungan spesial dan melakukan hal-hal romantis seperti orang yang sudah menikah, bukan? Sebenarnya, kata pacaran itu berasal dari sebuah kata “pacar” yang berarti sebuah pewarna kuku atau sering disebut oleh orang Melayu zaman dahulu dengan sebutan “inai”.

Zaman dahulu di Melayu, apabila ada seorang pemuda yang tertarik pada seorang gadis, maka pria itu akan mendatangi rumah gadis tersebut dengan mengirimkan tim pantun ke kediaman gadis tersebut. Bukan pria itu yang langsung datang, melainkan ada orang lain yang datang mewakilkan pria tersebut ke rumah si gadis. Apabila pantun yang dibawakan oleh tim pantun dari pihak pria tersebut disambut oleh pihak gadis, maka selanjutnya kedua orang tua gadis maupun pria akan memakaikan pacar atau inai ke tangan pria dan gadis tersebut. Setelah dipakaikan pacar di tangan keduanya, gadis tersebut sudahlah bisa dikatakan memiliki hubungan dengan si pria, tetapi hubungan ini hanyalah tahap awal. Umur pacar atau inai  yang dipasangkan di tangan kedua pasangan tersebut pada umumnya berumur sekitar tiga bulan. Ketika pacar tersebut luntur, si pria diharuskan menemui pihak keluarga si gadis untuk membicarakan hubungan selanjutnya. Apabila sang pria tidak kunjung datang ketika pacar tersebut sudah luntur, si gadis berhak untuk memutuskan hubungan dengan pria tersebut. Namun, apabila sang pemuda datang ke tempat gadis di waktu yang telah ditentukan atau sebelum pacarnya hilang, maka berlanjutlah ke hubungan selanjutnya, yaitu lamaran. Pada saat lamaran itulah awal mula pembicaraan pernikahan dimulai.

Dari cerita di atas, dapat kita pahami bahwa sesungguhnya pacar itu hanyalah sebuah pewarna kuku, bukan suatu hubungan seperti yang dilakukan banyak orang pada zaman sekarang. Adapun batas waktu inai atau pacar itu hilang kurang lebih tiga bulan adalah sama seperti waktu ta’aruf dalam Islam bagi seorang pria dan gadis yang ingin saling mengenal sebelum memutuskan untuk menikah.

Bukan karena sebutan dan makna dari “pacar” yang berbeda itu yang dipermasalahkan, melainkan kesalahan apa saja yang telah diperbuat karena satu kata tersebut yang harus diperbaiki.“Dan janganlah kalian mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al- Isra: 32). Seorang ahli tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini bahwa Allah berfirman dalam rangka melarang hamba-hambanya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya. Sebab, sesungguhnya hubungan  pacaran yang sering dijalani oleh orang-orang sekarang ini sama halnya dengan mendekati zina. Rasullullah ï·º bersabda, “Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kemudian, Rasullulah ï·º juga bersabda, “Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali yang ketiganya adalah setan” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim). Dari kedua hadis tersebut, sudah sangat jelas bahwa laki-laki dan perempuan dilarang berduaan, sedangkan yang kita ketahui sekarang, mereka yang pacaran pernah berpegangan tangan, makan berdua, boncengan berdua dan segala macamnya. Bahkan, sekarang ada yang menamakannya dengan pacaran islami, mereka tidak melakukan hal-hal yang aneh, tetapi hanya sekadar mengingatkan sholat, saling telpon untuk membangunkan sholat di sepertiga malam, “Akhi/Ukhti... jangan lupa, ya, berdoa minta sama Allah supaya hubungan kita tetap baik-baik saja”, mengingatkan untuk baca Al-Quran, mengingatkan untuk mengikuti kajian. Lantas, apakah yang seperti ini lebih baik?

Sadarlah, itu semua hanyalah tipu daya setan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Quran Surah Al-Baqarah ayat 169 yang artinya,Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui. Setan adalah musuh kita yang senang menyuruh kita mengerjakan perbuatan jahat serta perbuatan yang paling keji. Tidak ada istilah yang namanya pacaran islami, yang ada hanyalah ta'aruf dengan serangkaian prosesnya yang sesuai dengan syariat Islam.

 

Oleh: Raihanah

Posting Komentar

3 Komentar