Keputusan
pemerintah menerapkan belajar dari rumah di wilayah terdampak virus COVID-19
bukanlah hal mudah diterapkan di Indonesia. Siap atau tidak siap, berbagai upaya menerapkan
pembatasan sosial harus dilaksanakan demi mencegah meluasnya penyebaran virus corona. Salah satunya
adalah “merumahkan” dunia
pendidikan, antara lain meminta pendidikan di berbagai jenjang menerapkan
pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing.
Proses
pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung cukup lama. Kesiapan guru dan siswa dalam home
learning ini bervariasi, ada yang siap, terpaksa siap, dan betul-betul
tidak siap. Tanpa persiapan apa pun, sistem belajar mengajar berubah dari tatap
muka menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi.
Sejumlah
sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam proses belajar-mengajar tentu tidak
menemui banyak masalah. Namun, hal sebaliknya berlaku bagi sekolah, guru, dan
siswa yang baru pertama kali menjalankannya, apalagi
daerah minim fasilitas, baik peranti maupun jaringannya.
Contoh
paling sederhana adalah menggunakan fasilitas grup Whatsapp dalam
perangkat telepon pintar. Para guru memberikan tugas kepada para siswa melalui
grup Whatsapp guru dan orangtua atau grup kelas masing-masing. Tugas
diberikan harian sesuai dengan jadwal mata pelajaran hari itu dan jam-jam yang
sudah ditentukan guru. Siswa mempelajari materi yang diberikan secara mandiri
kemudian mengerjakan tugas-tugas yang kemudian dilaporkan pada hari yang sama.
Hari berikutnya materi dan tugas akan berganti lagi. Namun, hal tersebut kadang
membuat seorang pelajar merasa terbebani karena diberikan banyak tugas dan
dirasa tidak mampu untuk menyelesaikannya.
Mari kita renungkan kembali nasihat Imam Asy Syafi’i, “Barangsiapa belum
merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan merasakan hinanya
kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa
mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya. Demi
Allah, hakekat seorang pemuda adalah
dengan ilmu dan takwa.”
Wahai
para penuntut ilmu, calon generasi peradaban Islam, hendaklah ilmu yang kita
miliki menjadikan kita semakin takut untuk bermaksiat dan semakin semangat
dalam taat kepada Allah. Menjadikan kita terus berjuang untuk mewujudkan
kegemilangan Islam. Bersemangatlah, berlelah-lelahlah, karena lelahmu akan
memuliakanmu..
Oleh:
Dicky Darmawan Putera
0 Komentar