Pernahkah kalian
mengalami insecure? Kata insecure saat ini sedang menjadi tren di
kalangan anak muda. Secara harfiah, insecure ialah merasa tidak aman
yang biasanya sikap ini tidak disadari oleh setiap individu. Insecure sering
kali diucapkan oleh orang-orang yang biasanya sedang merasakan kecemasan
terhadap suatu hal. Bukan hanya itu, insecure juga kerap diucapkan
ketika seseorang merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri atau suatu situasi.
Insecure merupakan perasaan tidak aman
yang mungkin saja dialami sebagian besar orang. Ketidakamanan ini bisa terjadi
ketika seseorang merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu.
Menjadi seseorang yang mempunyai percaya diri sangatlah penting untuk menjalani
kehidupan dengan nyaman. Tidak sedikit orang mempertanyakan tentang kemampuan
dirinya sendiri bahkan tidak pernah percaya atas kelebihan dan kemampuan yang
ada dalam dirinya.
Orang yang
mengalami insecure cenderung
menghindari kontak dengan orang lain, menganggap dirinya lebih rendah atau
lebih buruk, suka membandingkan diri sendiri dengan yang lain, serta haus akan
pengakuan atau pujian dari orang lain. Orang yang mengalami insecure biasanya lebih fokus pada kekurangan diri
dibandingkan dengan memaksimalkan potensi atau kelebihan yang dimiliki.
Banyak faktor
yang dapat menyebabkan insecure, antara lain: bentuk tubuh, warna
kulit, jodoh, pekerjaan, materi, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan
nilai dan pandangan masyarakat. Di tengah berbagai pandangan dan pendapat yang
dapat menyebabkan insecure, bagaimanakah kita menyikapi atau menghindari
rasa insecure dalam diri kita?
1.
Menerima diri sendiri
Penerimaan
terhadap diri sendiri merupakan syarat utama agar kita tidak terus menerus
membandingkan diri sendiri dengan orang lain, baik dari segi fisik maupun
materi. Memahami segala kelebihan dan kekurangan diri adalah benteng utama yang
harus ada dalam diri seseorang. Yakinlah bahwa semua sudah diatur sebaik
mungkin oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, seperti pada firmannya dalam
surah Ar-Rum ayat 22 berikut.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَٰنِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَٰتٍ لِّلْعَٰلِمِينَ (٢٢)
“Dan diantara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, perbedaan
bahasamu, dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
Jika kita sudah
mampu memahami dengan segala kekurangan yang ada dalam diri, tentu perkataan
buruk dari orang lain tidak akan berarti apa-apa.
2.
Memaksimalkan kelebihan
Setiap orang
tentu memiliki potensi dan kelebihan masing-masing. Daripada berfokus pada
kekurangan dan terus menerus memikirkan bagaimana agar bisa sesuai standar
orang lain, lebih baik pikiran-pikiran tersebut dialihkan dengan melakukan
kegiatan yang lebih bermanfaat dan mampu mengembangkan potensi atau skill yang
dimiliki. Mengikuti standar masyarakat atau sesuai keinginan orang lain tidak
akan membuat dirimu menjadi sebenar-benarnya dirimu. So, enjoy your own
life.
3.
Jangan suka membandingkan diri sendiri dengan
orang lain
Setiap manusia
diciptakan dengan karunia kesempurnaan masing-masing. Setiap masing-masing
orang sudah diatur oleh Allah Subhanahu wa ta’ala bagaimana bentuk
tubuh, pekerjaan sesuai kadar kemampuan yang dimiliki dan untuk dijalani. Boleh
saja melihat kelebihan orang lain hanya untuk dijadikan motivasi diri, tetapi
jangan sampai hal tersebut menjadikan kita sebagai orang yang tidak percaya
diri karena sebuah perbedaan. Yakinlah bahwa kita memiliki keunikan yang
menjadi ciri khas diri sendiri dan berbeda dari yang lain.
4.
Tidak kufur terhadap nikmat yang telah Allah
berikan
Dapat kita simak
pada surah Al-Hujarat ayat 13, yaitu:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم
مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (۱٣)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Dalam ayat tersebut, Allah telah
menyebutkan bahwa Dia (Allah) dengan segala kuasa-Nya menjadikan manusia dengan
berbagai macam perbedaan baik suku maupun warna kulit agar saling mengenal,
oleh karena itu sudah seharusnya kita tidak menjadikan perbedaan sebagai ajang
pembanding diri yang berujung pada rasa tidak percaya dan tidak bersyukur.
5.
Memahami perbedaan
Perlu dipahami
bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Bukankah pelangi yang indah adalah
karena keberagaman warnanya? Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dengan
segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan pada kita. Pada dasarnya
setiap orang mempunyai kekurangan sendiri-sendiri. Permasalahannya adalah tidak
semua orang dapat menerima kekurangannya, baik secara fisik ataupun non fisik.
Dalam Islam
diajarkan untuk bersyukur atas segala hal yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu
wa ta’ala. Sesungguhnya Allah telah memberikan yang terbaik bagimu, seperti
dalam surah Al-Baqarah ayat 216:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ
لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ
أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ (٢۱٦)
“Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”
Jangan berkecil hati dengan apa yang
ada pada diri kita, karena apa yang kita miliki belum tentu dimiliki oleh orang
lain. Nah, kurang dan lebihnya seperti
itulah cara mengubah insecure menjadi bersyukur. Semoga kita semua dijadikan
orang yang pandai bersyukur dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa ta’ala
serta dapat istiqomah dalam menjalankan kebaikan.
Oleh: Leni Yuniarti
0 Komentar