Menghadirkan Sifat Muraqabah di Tengah Wabah Penyakit (COVID-19)



Sebelumnya, perlu kita ketahui apa itu sifat muraqabah serta penjelasannya. Dari segi bahasa, muraqabah berarti pengawasan dan pantauan. Sebab, sikap muraqabah ini mencerminkan adanya pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya. Adapun dari segi istilah, muraqabah adalah suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun. Syekh Ibrahim bin Khawas mengatakan bahwa muraqabah adalah bersihnya segala amalan, baik yang sembunyi-sembunyi atau yang terang-terangan hanya kepada Allah. Beliau mengemukakan hal seperti ini karena konsekuensi sifat muraqabah adalah berperilaku baik dan bersih hanya karena Allah, dimanapun dan kapanpun. Salah seorang ulama juga mengungkapkan bahwa muraqabah ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah dengan pemahaman sifat Arraqib, Al-Alim, Assami’ dan Al-Bashir pada Allah Subhanahu wa ta’ala, maka barang siapa yang memahami sifat Allah ini dan beribadah atas dasar konsekuensi sifat-sifat-Nya ini akan terwujud dalam dirinya sifat muraqabah.

Muraqabah merupakan sunnah perintah Rasulullah ï·º. Dalam sebuah hadis, beliau mengatakan:

عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ø°َرٍّ جُÙ†ْدَبِ بْÙ†ِ جُÙ†َادَØ©َ ÙˆَØ£َبِÙŠ عَبْدِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ Ù…ُعَاذِ بْÙ†ِ جَبَÙ„ٍ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُÙ…َا عَÙ†ْ رَسُÙˆْÙ„ِ اللهِ صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َالَ: اتَّÙ‚ِ اللهَ Ø­َÙŠْØ«ُÙ…َا ÙƒُÙ†ْتَ، ÙˆَØ£َتْبِعِ السَّÙŠِّئَØ©َ الْØ­َسَÙ†َØ©َ تَÙ…ْØ­ُÙ‡َا، ÙˆَØ®َالِÙ‚ِ النَّاسَ بِØ®ُÙ„ُÙ‚ٍ Ø­َسَÙ†ٍ

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik guna menghapuskan perbuatan buruk tersebut, serta gaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Dalam ilmu tasawuf, dikatakan bahwa sifat muraqabah ini adalah tahapan untuk orang yang awan seperti kita dan apabila kita istiqamah dalam menjalani sifat muraqabah maka kita akan mendapatkan sifat khauf dan raja’. Secara bahasa, khauf adalah lawan kata al-amnu. Al-Amnu adalah rasa aman, sedangkan khauf adalah rasa takut. Khauf adalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan yang tidak mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat. Raja’ adalah perasaan penuh harap akan surga dan berbagai kenikmatan lainnya sebagai buah dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.

Bagi seorang muslim, kedua rasa ini mutlak dihadirkan atau harus diseimbangkan. Sebab, akan mengantarkan pada satu keadaan spiritual yang mendukung kualitas keagamaan seorang muslim, baik dalam membersihkan hati maupun memperbaiki ibadah-ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Beberapa manfaat menghadirkan sifat Muraqabah, yaitu: 

·         Allah akan melindunginya dalam setiap gerakan tubuhnya.

·         Allah akan menunjukkan perilaku yang baik dalam hatinya.

·         Dapat menyaksikan dan mengalami kesadaran diri serta keterjagaan diri sebagai proses awal kebangunan makrifat atau pencerahan spiritual.

·         Sadar setiap waktu tentang keadaan di dalam batin yang tak terlukiskan, yang tak ada batasnya, dan senantiasa merasakan kehadiran Tuhan bersamanya.

·         Sadar bahwa setiap ucapan dan perilaku selalu berada di bawah tatapan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Nah, coba kita kaitkan sifat muraqabah ini pada masa sekarang ini, pada waktu-waktu ini, kita banyak berdiam diri di rumah karena adanya himbauan untuk berdiam diri di rumah saja oleh pemerintah agar dapat menghentikan penularan mata rantai virus corona. Karena himbaun itu, banyak orang yang tidak dapat bekerja dan melakukan aktivitas-aktivitas di luar lainnya serta banyak orang menyia-nyiakan waktunya untuk mengisi kegiatan, seperti menonton TV, main HP, dan perbuatan yang sia-sia lainnya yang dapat menjerumuskan kita kepada kemaksiatan, padahal Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun.

Mungkin sebelum datang virus corona ini, kita terlalu sibuk mengejar dunia dan jauh dengan Allah dan rasul-Nya serta ibadah kita sangat sedikit bahkan sampai-sampai tidak mengerjakan ibadah-ibadah yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, seperti sholat, puasa, dan yang lainnya. Seharusnya, sekarang saatnya kita meningkatkan ibadah kita dan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan menimbulkan sifat muraqabah dan meningkatkan rasa semangat kita dalam melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar kita mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah ï·º. Mungkin saja, karena kita terlalu jauh dengan Allah dan Rasul-Nya, maka diturunkan wabah ini. Allah Subhanahu wa ta’ala ingin kita bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan rasul-Nya serta memperbaiki ibadah kita. Semoga kita dapat ber-husnudzon (sangka baik) dengan semua apa yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala kepada kita. Sebab, Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui dan Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah: 216 berikut.

Ùˆ عسى Ø£َÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُوا Ø´َÙŠْئًا وهُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ لكَÙ…ْ Ùˆَعَسى Ø£َÙ†ْ تُØ­ِبُّÙˆْا Ø´َÙŠْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَÙ†ْتُÙ…ْ لا تَعْلمُÙˆْÙ†َ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Sebenarnya, bisa kapan saja kita menghadirkan sifat muraqabah ini, tetapi saat ini adalah waktu yang tepat untuk kita bertafakur atau berpikir supaya kita jangan melakukan perbuatan sia-sia serta perbuatan yang dimurkai Allah Subhanahu wa ta’ala karena terlalu kurangnya kegiatan kita di luar. Ayo, sama-sama kita isi kegiatan kita dengan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dan perbuatan yang menghasilkan keridhaan Allah Subhanahu wa ta’ala dan Nabi Muhammad ï·º, seperti memperbanyak sholat sunnah, tadarusan bersama keluarga, beristighfar setiap hari kurang lebih seratus kali sehari, perbanyak sholawat, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang baik lainnya. Mudah-mudahan kita dapat menghadirkan sifat muraqabah dalam  segala perbuatan karena semua perbuatan itu akan mendapat pertanggung jawabannya sesuai apa yang telah diperbuat. Semoga berkat kita dapat menghadirkan sifat muraqabah dalam hati kita, kita bisa selalu merasa takut akan melakukan perbuatan sia-sia dan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Kalau ada kesalahan dalam penyampaian, tolong dibenarkan karena si penulis ini masih sangat kurang ilmunya. Minta ridho, minta rela, minta halal dunia wan akhirat pun. Wallahu ‘alam.

 

Oleh: Abdullah


Posting Komentar

0 Komentar