Idulfitri atau yang sering disebut Hari
Kemenangan merupakan hari yang ditunggu-tunggu setelah umat muslim berpuasa
satu bulan penuh. Berpuasa bukan hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga
menjauhi larangan-larangan agama. Bulan Ramadhan segera berakhir, umat Islam
bersuka cita menyambut kemenangan. Banyak dari kita menyambut Idulfitri dengan
mempersiapkan berbagai hal untuk memeriahkannya.
Idulfitri (bahasa Arab: عيد الفطر) atau Lebaran
di Indonesia adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada
penanggalan Hijriah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan
tersebut, maka Idulfitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang
berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Kata fitri
berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan. Jadi,
Idulfitri dimaknai sebagai hari kembalinya ke fitrah.
Idulfitri identik dengan hal-hal
seperti waktu untuk mudik, berkunjung ke rumah sanak keluarga, ziarah makam,
menghidangkan berbagai macam makanan, hingga berkumpul bersama keluarga, dan
bahkan tak sedikit orang untuk menyambut Idulfitri dengan membeli pakaian baru,
merenovasi rumah, mempercantik ruangan dan sebagainya.
Pada tanggal 1 Syawal, berakhirnya
puasa pada bulan Ramadan. Awal pagi hari selalu dilaksanakan salat Idulfitri
(salat Id), disunnahkan melaksanakan salat Id di tanah lapang atau bahkan jalan
raya (terutama di kota besar). Sebelum salat Id dilakukan, imam mengingatkan
siapa yang belum membayar zakat fitrah. Zakat fitrah berfungsi sebagai tazkiyatul
badan, yaitu mensucikan badan, maka setelah selesai ibadah puasa dan menunaikan
zakat, seorang muslim akan kembali kepada fitrahnya, yaitu suci jiwanya dan
suci badannya. Zakat fitrah sebaiknya dilaksanakan sebelum selesai salat Id.
Sebab, kalau selesai salat Id baru membayar zakatnya, hukumnya menjadi sedekah
biasa bukan zakat. Adapun hukum dari salat Idulfitri ini adalah sunnah
mu'akkad. Di malam sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunnahkan
mengumandangkan takbir.
Begitu meriah takbir saling
sahut-menyahut terdengar dari seluruh penjuruh negeri, para muslim bersuka cita
merayakan kemenangan. Di Indonesia, saat malam sebelum perayaan selalu
dikumandangkan takbir di masjid ataupun musala, dengan makna mengungkapkan
kemenangan dan kebesaran Sang Pencipta. Di perkampungan, sering kita temui
tradisi unik dan berbeda-beda untuk memeriahkan Idulfitri. Biasanya, banyak
masyarakat yang menghidupkan obor, pawai onta, parade miniatur tempat ibadah
atau bentuk-bentuk lain, seperti beduk dan diarak keliling kota sambil
mengumandangkan takbir kemenangan.
Pada pagi hari saat Idulfitri, setelah
mandi dan bersih, para muslim menggunakan pakaian terbaik mereka, tidak mesti
selalu harus menggunakan baju baru, dan pergi ke masjid atau lapangan terbuka.
Setelah salat, kita saling bertamu dan menyambut satu sama lain termasuk
anggota keluarga, anak-anak, orang tua, teman dan tetangga. Biasanya, anak-anak
mengunjungi sanak keluarga dan tetangga yang lebih tua untuk saling meminta
maaf dan mengucapkan salam. Pada saat moment Idulfitri seperti ini, beberapa
sanak kelurga ada yang saling memberi thr atau sejenisnya. Terlebih lagi
seperti pengalaman beberapa orang, seringkali orang tua memberikan imbalan bilamana
anaknya yang lagi belajar untuk berpuasa bisa melaksanakan tugasnya dengan baik
sebagai reward bagi anak tersebut. Saat Idulfitri, berziarah juga
merupakan salah satu tradisi yang dilakukan banyak orang. Sebagian muslim
berziarah ke makam anggota keluarga mereka untuk berdoa bagi keselamatan
almarhum.
Pada hari raya Idulfitri yang suci ini, mari kita satukan
niat tulus dan ikhlas, kita hilangkan rasa benci, rasa dengki, rasa iri hati,
dan rasa dendam dalam diri kita. Dengan hati terbuka, wajah yang berseri-seri
serta senyum yang manis, kita ulurkan tangan kita untuk saling bermaaf-maafan.
Kita buka lembaran baru yang masih putih, dan kita tutup halaman lama yang
mungkin banyak terdapat kotoran dan noda seraya mengucapkan “minal aidin
walfaizin, mohon maaf lahir dan batin.”
Marilah kita jadikan Idulfitri tahun 2020 ini berbeda dengan
Idulfitri tahun-tahun sebelumnya. Terlebih lagi, dalam suasana pandemi virus
COVID-19 yang sedang menimpa Indonesia, kita harus selalu berpikir positif
dalam memaknainya. Ambil hikmah terbaik dan mari merajut kembali dan
maksimalkannya dengan bersilaturahmi untuk meminta maaf, memberi maaf dan
menjadi seorang pemaaf. Walau tak bertemu secara langsung, kita bisa
menggantinya dengan memanfaatkan kemajuan zaman era globalisasi ini, seperti
silaturahmi kala Lebaran dengan video call, berkirim pesan atau foto
menggunakan medsos, dan sebagainya. Jangan biarkan pandemi ini menjadi
penghalang silahturahmi kala menyambut kemenangan hari raya Idulfitri nanti,
ada banyak cara untuk memaknainya dan jangan lupa untuk selalu bersyukur atas
nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Oleh:
Fenty Nor Safitri
1 Komentar
MasyaAllah
BalasHapus