Berkebun Pahala di Bulan Suci



Tanpa terasa, sesaat lagi kita akan kembali menjumpai Ramadhan. Bulan yang kedudukannya sangat agung di sisi Allah Swt. Ramadhan merupakan bulan suci yang nilainya lebih mulia dari bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam. Di bulan ini, Allah Swt. mewajibkan kepada setiap kaum muslimin untuk melaksanakan ibadah puasa. Allah SWT berfirman sebagai berikut.
يأيها الذ ين ءامنواكتب عليكم آلصيام كم كتب على آلذين من قبلكم لعلكم تتقون  
              “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah (2):183)

              Di bulan Ramadhan ini, Allah Swt. menurunkan Al-Qur'an  dan memilih salah satu malam di antara malam-malamnya, yaitu malam lailatul Qadar. Satu malam ini nilainya lebih baik dari seribu malam. Jika dihitung seribu bulan itu sekitar delapan puluh tiga tahun lebih. Mari kita renungkan bersama jumlah yang demikian besar tersebut, setelah mengetahui ini, apakah yang kiranya akan kita kerjakan di malam yang teramat berharga ini? Apakah kita akan melaksanakan amalan ibadah atau malah mengerjakan maksiat? Padahal, nilai amalan di malam ini lebih berharga dari seribu bulan. Allah SWT berfirman,
ليلة آلقدر خيرمن ألف شهر
              “Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan,” ( QS. Al-Qadr 97: 3)

              Dalam ayat tersebut, Allah Swt. menerangkan kepada kita semua bahwa Al-Qur'an turun di bulan Ramadhan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar. Wahyu ini turun dari Lahul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia secara keseluruhan. Kemudian, Al-Qur'an dibawa oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah Swt. untuk diberikan kepada Baginda Rasul ﷺ secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun. Inilah masa turunnya wahyu kepada  Baginda Rasul ﷺ. Beliau memperoleh wahyu pertama kali pada usia empat puluh tahun sampai beliau wafat pada usia enam puluh tiga tahun. Demikianlah keterangan para ulama besar dari kalangan salaf dan khalaf.

              Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutamaan, taburan rahmat, maghfirah, dan fadhilah. Baginda Nabi ﷺ bersabda,
أوله رحمة وأو سطه مغفرة وآخره عتق من النآر
              “Permulaan (Ramadhan) itu rahmat, pertengahanya ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.”

Pada malam Pertama bulan Ramadhan
              Allah Swt. memandang kepada kaum muslimin. Barangsiapa yang dipandang oleh-Nya, maka Allah tidak akan menyiksanya. Sedangkan, malam terakhir bulan Ramadhan, Allah Swt. memberikan keampunan kepada mereka. Oleh karena itu, Malaikat Jibril berkata kepada Nabi ﷺ, “Barangsiapa mendapati bulan Ramadhan, tetapi dia tidak mendapat ampunan, semoga Allah menjauhkannya (dari rahmat).”

              Ini karena begitu mudahnya orang memperoleh ampunan di bulan Ramadhan.  Ampunan dan rahmat yang berlimpah di bulan mulia ini jauh lebih banyak daripada bulan-bulan yang lain. Hanya mereka yang benar-benar berpaling dari Allah Swt. sajalah yang tidak mendapatkan rahmat dan ampunan di bulan yang mulia ini. Hanya orang- orang yang ceroboh saja yang dijauhkan dari pintu rahmat dan keampunan Allah Swt.

              Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwasanya pintu-pintu langit dan pintu-pintu surga seluruhnya terbuka di bulan Ramadhan. Sementara pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dirantai dan dilempar ke lautan supaya tidak mengusik puasa dan ibadah malam kaum muslimin. Setiap malam, ada seorang malaikat akan berseru. “Wahai yang mengharapkan kebaikan, menghadaplah! Wahai yang mengharapkan keburukan, berpalinglah!”

              Dalam hadits yang lain, Baginda Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadhan dengan satu ibadah fardhu, maka nilainya sama dengan tujuh puluh ribu ibadah fardhu di bulan lainya. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah Swt. di bulan Ramadhan dengan satu ibadah sunnah, maka nilainya setara dengan satu ibadah fardhu yang ia laksanakan di bulan lainya.

              Jadi, pahala ibadah sunnah di bulan Ramadhan sama setara dengan ibadah fardhu di bulan lainnya. Sedangkan pahala ibadah fardhu dilipat gandakan menjadi tujuh puluh kali ibadah fardhu di bulan lainnya. Puncak dari fadilah bulan Ramadhan seperti yang di sabdakan Nabi Muhammad ﷺ, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan bangun malam atas dasar keimanan dan ikhlas, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” Namun, kita juga perlu mengingat bahwa ketika kita dianjurkan memperbanyak amalan shaleh di bulan suci ini, kita juga dianjurkan untuk menjaga diri dari kemaksiatan karena maksiat di waktu -waktu mulia dosanya lebih besar. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita jauhi perbuatan dosa di bulan suci dan mulia ini. Suatu kerugian yang besar apabila kita melakukan satu perbuatan dosa, tetapi tercatat berlipat di buku kejelekan kita kelak.

Cerdas
             Bulan Ramadhan adalah saat yang bagus bagi kaum muslim dan muslimat untuk berkebun pahala sehingga di akhirat kelak kita akan memamen banyak pahala. Ibarat musim hujan, bulan Ramadhan memberi kesempatan kita untuk menanam awal kebajikan. Buah yang akan kita petik dari pohon-pohon amal di bulan Ramadhan jumlahnya akan jauh lebih besar, lebih banyak daripada bulan-bulan lainya. Mumpung setan yang biasanya menjadi hama dan penyakit yang dapat merusak amal dijauhkan dari kita, mari kita kerahkan seluruh tenaga dan pikiran yang kita miliki untuk bisa mengolah secara maksimal kebun pahala kita di bulan yang mulia ini.

             Berkebun pahala di bulan Ramadhan banyak macam caranya, seperti shalat tarawih pada setiap malam di bulan Ramadhan. Para salaf shaleh melaksanakan shalat tarawih sebagaimana kebiasaan mereka adalah membagi bacaan Al-Qur'an dari awal sampai akhir dalam satu malam di akhir bulan Ramadhan.  Hal tersebut sudah menjadi tradisi lantaran pahalanya cukup besar meski terasa berat dilakukan. Andaikata kita tidak mampu melakukan tuntunan salaf shaleh tersebut, ada baiknya kita membaca Al-Qur'an semampu kita dalam shalat tarawih, yang terpenting adalah jangan sampai kita terlalu cepat mengerjakannya.

             Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengingatkan kita, “Apabila kalian mengerjakan shalat tarawih atau shalat yang lainya, maka sempurnakanlah berdiri dan bacaannya, serta ruku' dan sujudnya khusyuk dan kehadiran hatinya, demikian pula rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya.” Beliau juga bepesan, “Kemudahan berbuat kebajikan di bulan Ramadhan disebabkan jiwa yang biasanya selalu menyuruh kejelekan terpenjara oleh rasa lapar dan dahaga, dan setan-setan terhalangi serta terhenti untuk merusak kebaikan. Tidak ada yang terhalangi untuk berbuat kebaikan, kecuali orang yang sangat celaka dan dikuasai oleh kesialan. Baginya bulan Ramadhan dan lainnya adalah bulan yang sama saja. Dia lalai dari Allah SWT, bahkan di bulan Ramadhan, dia lebih banyak berpaling, bermaksiat dan lari kepada Tuhannya.

        Diriwayatkan bahwasanya Baginda Nabi Muhammad lebih giat beribadah di bulan Ramadhan daripada di bulan-bulan lainya. Bahkan, beliau  lebih giat lagi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan sebab adanya keutaamaan sepuluh hari terkhir dibanding hari-hari sebelumnya. Baginda Nabi Muhammad menganjurkan kita untuk mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam hal ini, para ulama berkata, Lebih besar kemungkinan terjadinya malam itu (lailatul qadar) adalah di malam-malam ganjil.

              Seorang mukmin yang cerdas hendaknya senantiasa setiap malam selalu mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya malam lailatul qadar dengan tidak tidur dan menekuni ibadah. Diharapkan bila lailatul qadar datang, dia sedang berada dalam lautan amal shaleh. Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad berkata, Kami tegaskan, sebaiknya seseorang bersiap-siap menyambut malam lailatul qadar di setiap malam bulan ini. Hal ini dikarenakan banyaknya perbedaan pendapat kalangan para ulama tentang penetapan malamnya. Sebagian ulama berpendapat seluruh malam Ramadhan, sementara ulama yang lain berpendapat bahwa malam lailatul qadar berpindah-pindah di malam-malam bulan Ramadhan dan tidak bisa ditetapkan pada malam tertentu.

Gotong Royong
             Berkebun pahala di bulan Ramadhan bisa juga dilakukan dengan cara banyak bersedekah, membantu orang lain, memperhatikan fakir dan miskin, janda dan anak yatim. Diriwayatkan bahwa Baginda Nabi Muhammad sangat bermurah hati dalam perbuatan baik dan para sahabat mengibaratkannya lebih cepat daripada hembusan angin yang cepat, terutama di bulan Ramadhan. Di anjurkan pula membaca Al-Qur'an dan beritikaf dan bertafakur di masjid, terutama saat sepuluh hari terakhir. Sangat dianjurkan agar kita tidak berkebun pahala sendiri di bulan Ramadhan. Hendaknya  kita juga mengajak seluruh anggota keluarga untuk saling membantu dalam amaliah Ramadhan seperti shalat malam, sahur,  tarawih, tilawah Al-Qur'an, buka puasa dan sebagainya. Nabi telah melakasanakan shalat witir, beliau membangunkan keluarganya. Baginda Nabi Muhammad bersabda, Bangunlah dan shalat witir, wahai Aisyah. (HR. Muslim)

              Umar bin Khattab r.a. selalu bangun malam untuk melaksanakan shalat pada akhir malam dan membangunkan keluarganya untuk shalat. Kemudian, beliau membacakan ayat 132 surah Thaha. Sementara itu, Malik bin Dinar pernah melihat seorang laki-laki yang shalatnya tidak benar. Ia lalu berkata, “Aku kasihan kepada keluarganya.” Seseorang kemudian bertanya kepadanya, “Abu Yahya, orang ini shalatnya tidak benar, tetapi mengapa Anda  justru kasihan kepada keluarganya?” Malik bin Dinar berkata, “Ia adalah orang yang paling tua di antara mereka, dan darinyalah keluarganya belajar.” (Hilyah al Auliay 2/384).

              Alangkah baiknya juga bila anak-anak dibangunkan untuk ikut makan sahur.  Walau mereka tidak diwajibkan berpuasa, orang tua harus melatih dan mendidik mereka agar terbiasa mengerjakan amal-amal kebajikan. Ajak mereka untuk mengikuti shalat tarawih, tadarus dan amaliah lain di bulan Ramadhan. Hasil kebun pahala di bulan Ramadhan akan maksimal dan sempurna apabila kita dan keluarga bersama-sama terjun ke ladang untuk bergotong-royong menanam pohon-pohon kebajikan. Semoga kita diberi umur panjang agar dapat menjumpai Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.


Oleh: Normasanti

Posting Komentar

1 Komentar