SITI KHADIJAH MENJADI PIGURAN PARA WANITA-WANITA

Bukan hanya kisah Romeo dan Juliet saja yang memiliki kisah perjalanan cinta yang indah, akan tetapi Umat Islam juga memiliki tidak kalah indahnya perjalanan cinta antara Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah. Selama Siti Khadijah bersama dengan Nabi Muhammad dalam hidupnya memiliki kisah serta pembelajaran yang amat penuh pesan bagi para wanita pada saat ini yang bisa dicontoh:
-          Dalam memilih jodoh
Siti Khadijah adalah janda yang berusia 40 Tahun, sudah menjalin hubungan pernikahan sebanyak 2 kali, akan tetapi semuanya itu tidak berjalan lama hubungannya, beliau sebagai saudagar yang kaya dan cantik. Banyak para pria kaya yang ingin melamar Siti Khadijah. Beberapa pelamar itu adalah orang-orang yang berasal dari keluarga kaya dan bersedia membayar berapapun mas kawin yang diinginkan Siti Khadijah. Tetapi wanita mulia tersebut menolak lamaran yang datang secara halus. Harta bukanlah satu-satunya penilaian dalam memilih pasangan hidup, beliau bukanlah wanita yang memilih tipe pasangan hidup dengan cara idealis.
pada saat beliau mencari seseorang untuk menjual dagangannya, maka meminta bantuan kepada pembantunya yang bernama Maisarah untuk mencari seseorang yang memiliki sifat amanah untuk menjual dagangannya ke Syam pada saat itu. Maka pada saat itulah pembantunya mendapatkan seorang pemuda berusia 25 tahun  yang memiliki julukan Al-Amin yang diberikan oleh penduduk masyarakat Mekkah pada saat itu karena Ke Amanahannya serta kejujurannya dalam menjalankan tugas.
Singkat cerita, dan karena fakta ini amanah dan kejujurannya yang menarik hati seorang Khadijah yang kemudian berharap dapat menikahinya, setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Siti Khadijah berkata Aku menyukaimu karena kebaikanmu. Karena kejujuranmu dan karena keindahan karakter dan kebenaran kata-katamu.” (biografi Nabi yaitu Siratu Rasulillah karya Ibnu Ishaq)
Beliau tidak memandang harta kekayaan yang berlimpah, akan tetapi beliau memilih pasangan yang memiliki sifat amanah dan jujur dalam menjalankan tugasnya dengan baik serta Nabi Muhammad adalah orang yang sangat sederhana dalam kehidupannya.
-          Setia dengan suami-Nya
Sudah kita ketahui Siti Khadijah seorang istri yang sangat setia dengan sang Suami serta selalu ada dibelakang Nabi Muhammad dalam memperjuangkan agama Islam. Selama 3 tahun di sinilah Siti Khadijah  menunjukkan peranannya seluruh hartanya diberikan kepada dakwah Nabi Muhammad selama 3 tahun penduduk muslim ini, orang-orang muslim termasuk Siti Khadijah menderita kelaparan yang amat sangat mereka membawa tidak boleh ada hubungan dagang jual-beli tidak boleh ada hubungan pernikahan antara orang-orang kafir Quraisy dengan orang-orang muslim dan tidak boleh ada di arah menuju mereka . Mereka benar-benar dipisahkan sehingga orang-orang muslim pada saat itu hanya memakan dedaunan-dedaunan saja begitu juga dengan  Siti Khadijah  yang usianya sudah tidak muda lagi namun dengan semangat yang luar biasa membantu sang suami senantiasa menentramkan sang suami hingga Nabi Muhammad tidak merasakan terlalu berat karena setiap pulang ke rumah selalu ada istri yang setia untuk menenangkan hati sang suami.
Penyejuk hati bagi sang suami, ketika sang suami Nabi Muhammad ini di usia 40 tahun menerima wahyu dari Allah. Setelah bertemu dengan malaikat jibril yang berwujud seperti seorang laki-laki pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan dan Muhammad ini hanya bisa berkata kan “Wahai istriku aku selimuti aku selimutkanku” dengan ketakutan yang amat sangat lalu apa yang dikatakan oleh Siti Khadijah  Ketika sang suami menceritakan kronologis ketika berada di Gua Hira Lihatlah bagaimana sang istri beliau berkata “Allah tidak akan membinasakan, Allah tidak akan menyia-nyiakan, Sesungguhnya orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim atau orang yang senantiasa berkata jujur senantiasa memuliakan tamu dan berbuat baik wahai suamiku”
Ada satu perkataan Siti Khadijah yang membuat Nabi Muhammad menangis pada saat itu “ Wahai Rasulullah, sandainya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, engkau hendak menyebrangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu perahu pun ataupun jambatan, maka engkau gali lubang kuburku, engkau gali kuburku, kemudian amambillah tulang-belulangku, engkau jadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menemui umatmu. ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, ingatkan mereka tentang kebenaran Allah, dan Ajarkan Kepada mereka tentang Syariat Islam wahai Rasulullah". Inilah bukti perjuangan dan kesetiaan sang istri dalam membantu perjuangan suami dan selalu siap dibelakang-Nya
Dalam kisah ini dalam ada pelajaran yang amat besar bagi para kita, lebih khusus tertuju kepada para wanita pada saat ini agar dalam memilih jodoh jangan sembarangan dalam mencari jodoh, serta  selalu setia bersama sang suami dalam keadaan apapun keadaannya. Semoga dalam penulisan artikel ini bisa menjadi motivasi bagi para wanita pada saat ini.

Posting Komentar

0 Komentar