Cintanya kenapa ku lupakan?

Angin malam tak kunjung berhenti merasuk tulang rusuk, getaran bibir, perihnya mata trus dipaksakan. Tiap rakaat dilanda badai gemetar membawa bibir seakan gugup didepan massa. Namun, hati ini yang telah menguatkan, rasa mahabbah dorongan utama yang meyalakan semangat ibadah, rasa malu terhadap dirinya yang tak pernah hentinya memberikan uswatun hasanah ditiap detiknya, bengkak betis, sakit tubuhnya. Malu sungguh malu insan yang sehat bugar yang mengaku-ngaku mencintainya.
Sebagian ulama salaf mengatakan kalau ingin tahu sebera besar rasa cinta kita Rasulullah saw., cukup waktu dua menit untuk mengetahuinya. Duduklah sebentar, pejamkan mata dan bayangkan seraya berkata dalam hati, “berapa hadits Rasulullah yang telah ku hafal?., pada hari ini mulaiku bangun tidur sampai kupejamkan lagi indraku berapa sunnah yang sudah kulakukan?.”. ternyata tolak ukur mahabbah ada dalam diri kita sendiri.
Pernah rasulullah diberikan kemulian oleh Allah untuk ummatnya, allah berfirman,”wahai Muhammad, engkau kulihat sangat cinta dan sayang dengan ummatmu maka sekrang kuserahkan perkara ummatmu kepadamu karena kecintaanmu kepada ummatmu!.” Maka Rasulullah saw., menjawab dengan sungguh ketawadhuan “ ya Allah  sungguh engkau lebih mencintai dengan makhlukmu dari pada aku, maka engkau yang lebih berhak terhadap ummatku.”
Cinta yang lama telah hadir justru terabaikan dengan hal yang sepele. Keindahan dunia, bisikan setan dan khayalan membuat balasan cinta kita justru tak terujar. Sadarlah keindahan dunia hanya sementara, kecantikan adalah titipan, kekayaan adalah titipan, jabatan adalah titipan jagalah titipan Allah yang sebenarnya Allah mencintai kita jangan sampai hati kita tertipu dengan lebih mencintai titipannya.


By: Nur Muhammad
@noer_moehammed nurmuhammad115@gmail.com

Posting Komentar

0 Komentar