Pentingnya Keimanan bagi Kesehatan Jiwa





Mens sana in carpore sano adalah bahasa latin yang berarti jiwa yang sehat terdapat pada badan yang sehat. Untuk bisa mencapai kesehatan jiwa, menurut Carl G.Jung seorang psikoanalisis selama tiga puluh tahun melakukan praktik konseling tidak seorang pun sembuh, kecuali setelah pasien itu kembali kepada wawasan agama tentang kehidupan. Saya setuju dengan hal ini karena ada beberapa hal yang dapat membuktikan pengaruh keimanan terhadap kesehatan mental seseorang, yaitu kesalehan, tingkat ketekunan ibadah dan kedekatan dengan Tuhan.

Kesalehan bukan hal yang melulu abstrak. Bisa dilihat orang-orang saleh tidak mudah dilanda kecemasan, tidak mudah putus asa, bersikap sabar dan ketenangan terpancar dari wajah mereka yang jernih. Menurut Riskkesdes, ada 14 juta remaja yang berumur 15 tahun terkena depresi, hal ini dikarenakan remaja masih labil dalam beragama.

Tingkat ketekunan ibadah termasuk doa-doa dan permintaan ampun kepada Tuhan  adalah cara pelegaan batin yang akan meredakan dan mengikis ketegangan. Peran doa terhadap penyembuhan pascaoperasi BPH (Benign Prostat Hyperttrophy) oleh Akbar (2006), mendapatkan bukti bahwa peningkatan pemahaman agama dan doa dapat membantu menekan intensitas depresi pada pasien.

Kedekatan dengan Tuhan akan menambah tekun ibadahnya dan makin tinggi ketakwaannya serta bertambah tenteramlah jiwanya. Sedangkan orang jauh dari agama akan terasa dirinya hampa tanpa arti. Dervic (2003) mendapatkan bukti dalam penelitiannya bahwa orang dengan skor religiusitas tinggi dapat membina hubungan dengan baik tanpa depresi.

Setiap orang yang mengalami gangguan mental tidak akan bisa sembuh secara total, kecuali dengan kembali kepada kehidupan keagamaannya. Hal ini didukung dengan kesalehan, tingkat ketekunan ibadah dan kedekatan dirinya kepada Tuhan.




Oleh: A. Syaifullah

Posting Komentar

2 Komentar