Pergi Untuk Kembali

 


Sholat maghrib telah ditunaikan. Di televisi sedang ramai menayangkan sidang isbat penentu awal bulan penuh berkah bagi umat muslim, bulan ramadhan. Menteri Agama telah memutuskan bahwa bulan ramadhan akan dimulai pada besok harinya. Suka cita menyambut bulan suci ini dirasakan oleh setiap muslim. Malamnya bergema adzan isya di seluruh penjuru negeri. Usai menunaikan kewajiban sholat isya, di seluruh masjid masih ramai mengumandangkan sholawat sebagai tanda bahwa sholat tarawih akan dimulai. Sholat sunnah yang hanya ada satu bulan dari satu tahun. Antusias muslim terlihat dari semangat yang membara saat melaksanakan sholat yang hanya ada pada bulan ramadhan tersebut.

Bulan ramadhan, bulan suci bagi umat islam. Bulan yang di dalamnya terdapat banyak keberkahan. Bulan yang penuh dengan ampunan. Pada bulan itu banyak yang berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Pahala akan dilipatgandakan, dosa akan diampuni, pintu surga akan dibuka dan pintu neraka ditutup serta setan pun akan dibelenggu. Sabda Rasulullah Saw:

“Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai." (HR. Bukhari dan Muslim)

Saat bulan suci ramadhan, umat muslim banyak melakukan amal kebaikan. Tadarus Al-Qur’an yang dilakukan setiap hari bahkan ada yang khatam beberapa kali dalam sebulan. Bersedekah dengan sedekah terbaik. Mendirikan sholat malam dan sholat sunnah lainnya. Banyak lagi amalan lain yang dilakukan untuk mendapat pahala berlipat. Sungguh, bulan ramadhan adalah penggerak menuju muslim yang taat. 

Sebulan telah berlalu. Ramadhan telah berakhir. Senandung shalawat yang biasanya bergema sebelum memulai sholat tarawih telah berganti dengan lantunan takbir yang indah menandakan telah tiba hari kemenangan. Seluruh umat muslim bergembira menyambut hari itu. Di seluruh penjuru masjid terdengar takbir berkumandang. Di jalanan ada pawai obor sambil mengumandangkan takbir. Dan masih banyak kegiatan lain untuk menyambut hari kemenangan itu. Euforia umat muslim dalam menyambut lebaran sungguh luar biasa.

Hari raya telah tiba. Kemenangan bagi umat muslim yang telah merdeka melawan hawa nafsunya selama bulan ramadhan. Namun di samping rasa bahagia itu terselip kesedihan yang mendalam melepas bulan suci ramadhan. Pahala di luar bulan ramadhan tidak dilipatgandakan. Ibadah sunnah tetap bernilai sunnah, bukan lagi berniali wajib. Setan tidak lagi dibelenggu. Dan yang lebih penting masihkah kita melakukan amal ibadah seperti di bulan ramadhan? Masihkah ada semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan? Masihkah kita sanggup untuk melawan hawa nafsu di luar bulan ramadhan ini?

Ramadhan telah berlalu. Ramadhan telah usai. Ramadhan telah pergi. Tapi sungguh, ramadhan pasti akan kembali. Ramadhan pasti akan datang lagi. ramadhan akan tetap ada di tahun berikutnya. Namun apakah kita masih bisa menjamin bisa berjumpa dengannya di tahun mendatang? Apakah ada yang bisa memastikan kita akan bersama ramadhan lagi tahun depan? Bisakah kita tetap mengerjakan amal ibadah seperti pada bulan ramadhan? Bisakah kita lebih meminimalisir dosa yang kita lakukan sehari-hari? Semuanya tidak ada yang pasti. Sungguh perpisahan yang paling menyakitkan adalah berpisah dengan bulan ramadhan. Maka jadikanlah setiap perjumpaan dengan ramadhan menjadi perjumpaan terbaik, perjumpaan terindah.


Oleh: Syarifah Zaitun

Posting Komentar

2 Komentar